Sejarah Gunung Manglayang

Sejarah Gunung Manglayang

Gunung Manglayang adalah sebuah gunung yang terletak di antara Kota Bandung dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.


Gunung Manglayang terletak di Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Membentang antara Kab. Bandung dan Kab. Sumedang, gunung ini masih dalam satu rangkaian pegunungan Burangrang, Tangkuban Parahu, dan Bukit Tunggul. 


Memiliki ketinggian sekitar 1818 mdpl, pemandangannya cukup indah, tetapi karena relatif tidak terlalu tinggi, sehingga kurang dikenal oleh pendaki-pendaki gunung pada umumnya.

Dalam deretan gunung-gunung Burangrang – Tangkuban Perahu – Bukit Tunggul – Gunung Manglayang, Gunung Manglayang menjadi gunung yang terindah dari rangkaian keempat gunung tersebut. 


Mungkin itulah sebabnya di kalangan para penggiat alam bebas, gunung ini sempat terlupakan terkecuali para penggiat alam bebas dari Bandung dan sekitarnya. Walaupun begitu, Gunung Manglayang tetap menawarkan pesona alamnya tersendiri.


Gunung ini memiliki cukup banyak jalur pendakian, antara lain melalui Bumi Perkemahan atau Wanawisata Situs Batu Kuda (Kabupaten Bandung), Palintang (Ujungberung, Kabupaten Bandung), dan Barubereum.


Sejarah Gunung Manglayang

Jika mendaki gunung Manglayang maka yang diperlihatkan adalah pemandangan Kota Bandung, Sumedang yang sangat indah.


Kita bisa mulai mendaki melalui Wanama wisata Batukuda di daerah Cikoneng, Bumi perkemahan Palintang Ujungberung kab. Bandung, dan lewat Baru beureum Tanjung sari kab. Sumedang.


Gunung Manglayang disebut dalam legenda Sangkuriang dan terkait dengan Sejarah Ujungberung.


Sangkuriang yang sangat marah karena bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro tiba-tiba jebol dan menghantam kapal Sangkuriang yang hendak ia buat untuk menembus jawaban perasaannya terhadap Dayang Sumbi. 


Akibat hal tersebut, Sangkuriang yang tak tahan menahan kekesalannya menjadi berujung murka dan langsung melemparkan perahu tersebut ke arah timur yang menjadikana gunung Manglayang yang kita kenal saat ini. Sedangkan perahu yang satunya lagi ia tendang ke arah utara yang menjadikan sebuah gunung tangkuban perahu.


Sumber: Wikipedia, PR


0 Comments

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post