Profil Si Jalak Harupat yang Jadi Nama Stadion di Kabupaten Bandung

Profil Si Jalak Harupat yang Jadi Nama Stadion di Kabupaten Bandung

Nama Si Jalak Harupat (SJH) sangat dikenal pecinta sepakbola tanah air. Pasalnya, Si Jalak Harupat merupakan nama stadion di Soreang, Kabupaten Bandung, yang menjadi salah satu kandang Persib Bandung, selain Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

Apa dan siapa sebenarnya Si Jalak Harupat?

Si Jalak Harupat adalah julukan bagi Pahlawan Nasional Indonesia asal Bandung, yaitu Raden Oto Iskandar Di Nata --penulisan namanya lebih dikenal dengan Otto Iskandardinata dan sering disingkat menjadi "Otista".

Berbagai sumber menyebutkan, Oto Iskandar Di Nata lahir di Bojongsoang, Kabupaten Bandung, pada 31 Maret 1897 dan meninggal dunia 20 Desember 1945.

Oto Iskandar Di Nata


Oto Iskandar Di Nata adalah seorang guru. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Budi Utomo cabang Bandung pada periode 1921-1924 dan Wakil Ketua Budi Utomo cabang Pekalongan tahun 1924.

Namun, ia juga seorang pejuang kemerdekaan. Ia menyalurkan perhatiannya dalam bidang pergerakan nasional dengan memprakarsai berdirinya Sekolah Kartini dan mendirikan Paguyuban Pasundan dan Bank Pasundan tahun 1928.

Julukan Si Jalak Harupat bagi  Oto Iskandar Di Nata

Oto Iskandar Di Nata dikenal sebagai seorang yang berani dan non-kooperatif terhadap kebijakan penjajah Belanda. Ia pun diberi julukan "Si Jalak Harupat" yang "Burung Jalak yang berani".

Dalam perumpamaan Sunda, Jalak merupakan burung yang lincah dan berlidah tajam. Hal ini didapatkan dari kejujuran dan keberaniannya.

Tahun 1930, Oto terpilih menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) mewakili Paguyuban Pasundan. Dalam Volksraad, Oto memperlihatkan keberaniannya.

Oto Iskandar Di Nata juga dikenal sebagai wartawan dan tokoh pers Indonesia. Ia memimpin surat kabar Tjahaja dari tahun 1942 sampai 1945.

Setelah proklamasi kemerdekaan, Oto Iskandar Di Nata menjabat sebagai Menteri Negara di kabinet pertama Republik Indonesia (RI) tahun 1945. Ia bertugas mempersiapkan terbentuknya BKR dari laskar-laskar rakyat yang tersebar di seluruh Indonesia. 

Dalam periode tugasnya, terdapat ketidakpuasan pada salah satu laskar. Oto Iskandar Di Nata menjadi korban penculikan sekelompok orang yang bernama Laskar Hitam. Oto kemudian hilang dan diperkirakan terbunuh di daerah Mauk, Tangerang, Banten.

Oto Iskandar Di Nata diangkat sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 088/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973. 

Monumen Pasir Pahlawan yang berada di Lembang, Kabupaten Bandung Barat didirikan untuk mengabadikan perjuangan Oto Iskandar Di Nata.*

0 Comments

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post