Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dibangun untuk Apa?

Alasan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dibangun

Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tengah dalam sorotan. Masalahnya, biaya pembangunan membengkak sehingga harus menggunakan dana APBN.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung ditargetkan beroperasi secara komersial pada awal 2023. Untuk apa KCJB dibangun? Bukankah ibu kota juga akan pindah 2024 ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur?

Sejak awal, pembangunan KA Cepat Bandung-Jakarta ini menuai kontroversi. Proyek ini pernah dihentikan sementara waktu karena akan dievaluasi terkait dugaan penyebab banjir.

Proyek ini awalnya dipelajari pembangunannya oleh Jepang, namun pada akhirnya berakhir di tangan China.

Alasan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dibangun

Menurut Manajemen PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), pengadaan kereta Jakarta-Bandung merupakan hal krusial. Hal tersebut menimbang kebutuhan alat transportasi untuk wilayah tersebut.

Direktur Utama PT KCIC Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan, kereta cepat bakal menjadi alternatif karena padatnya rute jalan tol serta kereta reguler. Kereta ini untuk memenuhi kebutuhan kereta jangka panjang.

"Kereta cepat program untuk menangkap kebutuhan sampai 50 tahun ke depan. Meski ada jalan tol dan kereta api. Tol sudah padat, kalau 2-3 tahun akan lebih padat, apalagi 50 tahun ke depan," ujarnya.

Dia mengatakan, hal tersebut merupakan potensi yang perlu ditangkap. Terlebih, penumpang mengalami pertumbuhan setiap tahunnya.

"Dari sisi perhitungan potensinya cukup meyakinkanm sekaligus kami meralat yang disampaikan pengamat, di kereta cepat potensi penumpang bukan 61 ribu tapi 28 ribu per hari. Mungkin akan berpindah moda transportasi eksisting dan growth 2 persen per tahun," jelas dia.

Versi pemerintah, Menteri BUMN Rini Soemarno (2014–2019) mengungkapkan, tujuan utama pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung untuk membangun kota-kota baru.

"Tujuan utamanya bagaimana kita bisa membangun kota-kota baru, kita bisa mengurai konsentrasi-konsentrasi di kota besar seperti Jakarta dan Bandung untuk membentuk kota baru sehingga membentuk perekonomian baru pula," ujarnya.

Rini berharap hal tersebut bisa memeratakan pendapatan sehingga masyarakat kita lebih banyak yang lebih sejahtera.

"Jadi harapannya ini hanya suatu permulaan, 142,7 Km jarak kereta cepat Jakarta-Bandung dan InsyaAllah nanti ada terusnya atau kelanjutannya. Mudah-mudahan dari Jakarta sampai ke Surabaya InsyaAllah kita bisa membangun kereta cepat sehingga di antaranya akan terbangun kota-kota baru," katanya.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika mengungkapkan dalam proyek kereta cepat itu pihaknya juga akan membangun properti baru. Ada tiga kawasan besar, pertama di Karawang, terus yang kedua berada di Tegalluar, perbatasan Bandung dan kawasan ketiga yang paling besar berlokasi di Walini.

Walini akan menjadi kota baru yang dikembangkan oleh pihaknya. Dengan tiga titik kawasan tersebut maka perkiraan pendapatan atau "revenue forecast" sebesar Rp266,1 triliun.

Kereta api cepat Jakarta-Bandung ini akan diintegrasikan dengan TOD (Transit Oriented Development) guna menciptakan pusat ekonomi baru. Pendapatan tidak hanya berasal dari tiket, namun juga dari aktivitas-aktivitas perekonomian di area TOD.

Seberapa Cepat Jakarta-Bandung?

Kementerian Perhubungan pernah menyebutkan, tarif Kereta Cepat Jakarta--Bandung (KCJB) akan dievaluasi setiap tahunnya. 

Sebagai langkah awal, ongkosnya dipatok US$16 atau berkisar Rp228.224 sekali jalan.

Harga tiket tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan tarif kereta api Argo Parahyangan yang berangkat dari Stasiun Gambir ke Stasiun Bandung. 

Gerbong ekonomi harga tiketnya Rp110.000, sementara eksekutif Rp150.000. Namun, harga tiket kereta cepat ini lebih murah dibandingkan dengan kereta Argo Parahyangan Priority yang mencapai Rp290.000 per tiketnya. Meski demikian, dari sisi waktu, KCJB akan lebih singkat, karena bisa menempuh waktu 30 menit--40 Menit, sedangkan Argo Parahyangan mencapai 3 jam 14 menit.

Sumber: Liputan6, Antara, Detik

0 Comments

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post